Kamis, 18 Desember 2008

Keuntungan Bertani Secara Hidroponik

TEKNOLOGI HIDROPONIK SOLUSI PENGHIJAUAN SKALA RUMAHAN AREA PERKOTAAN

PENGERTIAN HIDROPONIK
Hydroponic berasal dari kata Hydro yang berarti air dan Ponos yang berarti memberdayakan
Pada dasarnya Hydroponic adalah ilmu pengetahuan budidaya tanaman pada suatu media selain tanah
dan menggunakan campuran nutrisi esensial yang di larutkan dalam air.
KENAPA HIDROPONIK BEKERJA DG SANGAT BAIK?
Itu hanya jika anda memberikan apa yang sangat diperlukan tanaman tepat seperti yang diminta
oleh tanaman itu,hal itu mencakup waktu dan nutrisi yang di berikan.
MEDIA TANAM
Media tanam adalah media yang mempunyai poros yang baik dan tidak mengandung zat2 /nutrisi
yang di butuhkan tanaman.yang biasa di pergunakan biasanya pasir,arang sekam,rockwool,serabut kelapa,
kerikil,bahkan udara juga dapat menjadi media tanam.
BEDA PUPUK HIDROPONIK,ORGANIK DAN PUPUK BIASA
Ketiga pupuk di atas memeng sama2 mempunyai 3 unsur penting yaitu NITROGEN,PHOSPOR DAN KALIUM.
Perbedaan yang mencolok antara ketiganya adalah bahwa pupuk HIDROPONIK mempunyai unsur mikro ESENSIAL
yang sangat di perlukan tanaman.
NUTRISI MIKRO
Nutrisi mikro adalah elemen mendasar yang di butuhkan tanaman dalam jumlah sedikit.Tanaman akan menjadi sakit
dan mengalami berbagai masalah jika ada salah satu eleman yang kurang.
KEUNTUNGAN SYSTEM HIDROPONIK
1
Kualitas = Hasil tanaman Hidroponik dijamin memiliki kualitas yang prima karena semua kebutuhan
tanaman dapat di penuhi dg baik dan dg cara yang higienis dan bebas dari pestisida.
2
Kuantitas = Hasil tanaman Hidroponik dapat dirancang dg tepat jumlah/volume yang akan di panen
dan waktu panen yang tepat pula.
3
Kontinyuitas = Dengan pengaturan dan manajemen yang terjadwal menjamin produksi dapat sampai
kepada konsumen tepat waktu dan kontinyu.
PERBEDAAN MENDASAR MEDIA TANAH DG HIDROPONIK
NO
KONDISI
MEDIA TANAH
HIDROPONIK
1
Sterilisasi Media Tanam
- Sulit dilakukan
- Mudah dilakukan


- Tidak steril
- Steril
2
Nutrisi
- Tidak terjamin jumlah
- Tersedia dalam jumlah yang


ketersediaannya
pasti


- Tidak efisien dan efektif
- Efisien dan efektif
3
Pengendalian Gulma
- Secara periodik
- Tidak ada gulma
4
Penyakit pada media
- Banyak jenisnya
- Tidak ada
5
Ketersediaan air
- Tidak dapat dijamin secara
- Jumlah yang tersedia dapat


pasti
diukur
6
Sanitasi Lingkungan
- Kemungkinan tercemar
#NAME?


bakteri tanah

7
Kualitas Hasil
- Bervariasi
- Lebih baik


- Tidak standard
- Tahan simpan
8
Jumlah Produksi
- Terbatas/tidak tentu
- Lebih baik
9
Waktu Produksi
- Tergantung musim
- Sepanjang tahun
GREEN HOUSE
Adalah bangunan yang berfungsi melindungi tanaman dari alam yang bersifat merusak seperti hujan,angin,dan radiasi
Matahari yang terlalu panas serta melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit.
Green House bisa dibuat dari bambu,kayu atau besi tergantung dari bahan yang tersedia.
Atap green house terbuat dari plastik transparan ultra violet (UV).

Selasa, 16 Desember 2008

Klimatologi-Klasifikasi Iklim

Klasifikasi Iklim

Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut (Lakitan, 2002).

Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus.

Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi.

Variasi suhu di kepulauan Indonesia tergantung pada ketinggian tempat (altitude/elevasi), suhu udara akan semakin rendah seiring dengan semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Suhu menurun sekitar 0.6 oC setiap 100 meter kenaikan ketinggian tempat. Keberadaan lautan disekitar kepulauan Indonesia ikut berperan dalam menekan gejolak perubahan suhu udara yang mungkin timbul (Lakitan, 2002). Menurut Hidayati (2001) karena Indonesia berada di wilayah tropis maka selisih suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman (antara musim kemarau dan musim hujan), sedangkan di daerah sub tropis hingga kutub selisih suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Kadaan suhu yang demikian tersebut membuat para ahli membagi klasifikasi suhu di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.

Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling beragam baik menurut waktu maupun tempat dan hujan juga merupakan faktor penentu serta faktor pembatas bagi kegiatan pertanian secara umum, oleh karena itu klasifikasi iklim untuk wilayah Indonesia (Asia Tenggara umumnya) seluruhnya dikembangkan dengan menggunakan curah hujan sebagai kriteria utama (Lakitan, 2002). Tjasyono (2004) mengungkapkan bahwa dengan adanya hubungan sistematik antara unsur iklim dengan pola tanam dunia telah melahirkan pemahaman baru tentang klasifikasi iklim, dimana dengan adanya korelasi antara tanaman dan unsur suhu atau presipitasi menyebabkan indeks suhu atau presipitasi dipakai sebagai kriteria dalam pengklasifikasian iklim.

Beberapa sistem klasifikasi iklim yang sampai sekarang masih digunakan dan pernah digunakan di Indonesia antara lain adalah:

a. Sistem Klasifikasi Koppen

Koppen membuat klasifikasi iklim berdasarkan perbedaan temperatur dan curah hujan. Koppen memperkenalkan lima kelompok utama iklim di muka bumi yang didasarkan kepada lima prinsip kelompok nabati (vegetasi). Kelima kelompok iklim ini dilambangkan dengan lima huruf besar dimana tipe iklim A adalah tipe iklim hujan tropik (tropical rainy climates), iklim B adalah tipe iklim kering (dry climates), iklim C adalah tipe iklim hujan suhu sedang (warm temperate rainy climates), iklim D adalah tipe iklim hutan bersalju dingin (cold snowy forest climates) dan iklim E adalah tipe iklim kutub (polar climates) (Safi’i, 1995).

b. Sistem Klasifikasi Mohr

Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan <>

c. Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson

Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( åf ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n) (Anon, ? ; Safi’i, 1995).

Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang (Syamsulbahri, 1987).

Table Klasifikasi Iklim Menurut Schmidt-Ferguson

Tabel SF

d. Sistem Klasifikasi Oldeman

Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.

Oldeman, et al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.

Lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan (Tjasyono, 2004).

Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.

Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik. (Oldeman, et al., 1980)

Tabel Klasifikasi iklim menurut Oldeman

Tabel Oldeman

Tips Pencarian Google

Untuk mengoptimalkan hasil pencarian dalam google, berikut beberapa tipsnya:


filetype:
Option ini digunakan untuk mencari tipe file tertentu.
Contoh:
filetype:xls -> untuk mencari file MS Excel
filetype:doc -> untuk mencari file MS Word

inurl:
Option ini digunakan untuk mencari kata tertentu yang "masuk" sebagai url.
Dengan option ini Anda dapat melakukan pencarian pada pencarian folder tertentu (jika dikombinasikan dengan option "index of").
Contoh:
inurl:admin -> pencarian ini menghasilkan url website yang mempunyai kata "admin"

site:
Option ini secara spesifik digunakan untuk melakukan pencarian pada situs tertentu.
Contoh:
site:torry.net "xp style" --> mencari dengan keyword "xp style" pada situs www.torry.net

intitle:
Option ini digunakan untuk mencari kata tertentu yang terdapat pada title dari halaman web.

link:
Option ini digunakan untuk mengetahui situs mana saja yang nge-link ke situs tertentu.
Contoh:
link:delphi3000.com --> mencari situs yang mempunyai link ke www.delphi3000.com

Anda dapat mengkombinasikan berbagai option di atas untuk mendapatkan hasil pencarian yang lebih spesifik.
Contoh:

pdf "rapidshare.de/files" site:rapidshare.de
--> untuk mencari buku atau file pdf di rapidshare.de

+inurl:exe|rar|zip site:rapidshare.de
--> untuk mencari program, aplikasi di rapidshare.de